Selasa, 27 Desember 2011

Sifat Fisik Dan Pengeringan Kayu










 



SIFAT FISIK
&
PENGERINGAN KAYU



Oleh :
Willy Marthen Behuku




UNIVERSITAS PATTIMURA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN KEHUTANAN
AMBON
2011





BAB I

PENDAHULUAN
Sifat fisik kayu sangat berhubungan erat dengan pengeringan kayu karena pengeringan kayu juga sangat ditentukan oleh sifat fisik yang dimiliki oleh kayu tersebut. Dan juga bila dikaitkan dengan lamanya waktu pengeringan maka sifat fisk kayu sangat mempengaruhi waktu pengeringan yang mana sifat fisik yang terkait didalamnya adalah : berat kayu, kekerasan kayu, tekstur, arah serat, higroskopis, kesan raba, bau dan rasa, nilai dekoratif, warna, keawetan alami, dan berat jenis dari kayu tersebut.
Sifat fisik kayu juga berhubungan erat dengan jumlah air kayu dibawah titik jenuh serat. Dimana perubahan sifat fisik kayu dibawah titik jenuh serat sangat berperan dalam pengeringan sehingga praktek pengeringan dan langkah-langkah dalam proses pengeringan dilakukan dengan penuh hati-hati karena pengeringan kayu yang kurang baik juga dapat berdampak kurang baik terhadap mutu sefat fisik kayu.




BAB II
SIFAT FISIK DAN PENGERINGAN KAYU

A.    Pengertian dan peran sifat fisik kayu dalam teknologi kayu

Ø  Pengertian sifat fisik kayu
Sifat fisik kayu merupakan bagian yang dimiliki oleh kayu tertentu dimana kayu tersebut menunjukan suatu kondisi khusus dari struktur dan anatomi kayu itu sendiri. Sifat fisik kayu ini sendiri dapat menunjukan seberapa besar kakuatan dari kayu tersebut, karena dari sifat fisik kayu ini juga dapat kita ketahui keadaan kayu seperti : berat kayu, kekerasan kayu, tekstur, arah serat, higroskopis, kesan raba, bau dan rasa, nilai dekoratif, warna, keawetan alami, dan berat jenis dari kayu tersebut.
-          Berat dan Berat Jenis
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat ekstraktif didalamnya.  Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan BJ-nya.  Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisar antara BJ minimum 0,2 (kayu balsa) sampai BJ 1,28 (kayu nani).  Umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu semakin berat dan semakin kuat pula.
-          Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun bagi perusak kayu.  Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet dari kayu gubal.
-          Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.


-          Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu.  Berdasarkan teksturnya, kayu digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar (contoh: kempas, meranti dll).
-          Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang pohon.  Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
-          Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll).  Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif dalam kayu.
-          Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.  Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang dan untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kulim), bau zat penyamak (jati), bau kamper (kapur) dsb.
-          Nilai Dekoratif
Gambar kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan riap-riap tumbuh dalam pola-pola tertentu.  Pola gambar ini yang membuat sesuatu jenis kayu mempunyai nilai dekoratif.
-          Higroskopis
Higroskopis merupakan sifat kayu dimana kayu dapat menyerap atau melepaskan air.  Makin lembab udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai keseimbangan dengan lingkungannya.  Dalam kondisi kelembaban kayu sama dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).

-          Sifat Kayu terhadap Suara, yang terdiri dari :
o   Sifat akustik, yaitu kemampuan untuk meneruskan suara berkaitan erat dengan elastisitas kayu.
o   Sifat resonansi, yaitu turut bergetarnya kayu akibat adanya gelombang suara.  Kualitas nada yang dikeluarkan kayu sangat baik, sehingga kayu banyak dipakai untuk bahan pembuatan alat musik (kulintang, gitar, biola dll).
-          Daya Hantar Panas
Sifat daya hantar kayu sangat jelek sehingga kayu banyak digunakan untuk membuat barang-barang yang berhubungan langsung dengan sumber panas.
-          Daya Hantar Listrik
Pada umumnya kayu merupakan bahan hantar yang jelek untuk aliran listrik.  Daya hantar listrik ini dipengaruhi oleh kadar air kayu.  Pada kadar air 0 %, kayu akan menjadi bahan sekat listrik yang baik sekali, sebaliknya apabila kayu mengandung air maksimum (kayu basah), maka daya hantarnya boleh  dikatakan sama dengan daya hantar air.
Dari pengertian sifat fisik kayu diatas maka kita dapat  mengetahui kekuatan dari sebuah kayu yang dapat dilihat dari sifat fisiknya.

Ø  Peran sifat fisik kayu dalam teknologi kayu
Sifat fisik kayu sangat berperan penting dalam tenologi kayu, karena dalam suatu teknologi pengolahan kayu, tingkat kemudahan dan kesulitam dalam pengolahan kayu tersebut sangat tergantung dari sifat fisik dari kayu tersebut, misalnya :
-          Berat Jenis
Salah satu sifat fisik kayu yang sangat berperan penting dalam teknologi pengolahan kayu adalah berat jenis kayu karena umumnya semakin tinggi berat jenis kayu maka semakin berat dan kuat pula kayu tersebut. Oleh karena itu maka yang sering dijumpai dalam pengolahan kayu terutama prodak yang akan dikirim keluar negeri biasanya dipakai jenis kayu yang memiliki berat jenis yang tinggi agar tahan lama dan bermutu baik.
-          Arah Serat
Dalam teknologi kayu salah satu sifat fisik kayu yang sangat berpengaruh penting yaitu arah serat kayu, yang mana arah serat kayu ini dapat membentuk suatu gambaran khusus pada penampang melintang kayu sehingga dapat menjadi salah satu objek yang dipakai untuk memperindah prodak dari teknologi kayu itu sendiri.
-          Kekerasan
Peran kekarasan kayu dalam teknologi pengolahan kayu lainnya seperti pembuatan papan partikel, maupun prodak-prodak kayu lainnya, dapat dilihat bahwa semakin besar tingkat kekerasan dari sebuah kayu, maka akan semakin sulit untuk mengolah kayu tersebut karena tingkat kekerasannya yang tinggi.
-          Keawetan Alami
peran keawetan alami kayu dalam proses penyimpanan prodak kayu tersebut yang mana kayu tersebut dapat tahan lama apabila tingkat keawetan alaminya juga tinggi, karena kayu sendiri mamiliki sifat higroskopis yaitu dapat mengikat dan melepaskan air. Oleh sebab itu maka untuk mengawetkan sebuah kayu juga sangat dipengaruhi oleh jenis kayu dengan tingkat keawetan yang berbeda-beda pula.
-          Sifat Kayu Terhadap Suara
Peran sifat fisik kayu terhadap suara juga sangat penting dalam suatu teknologi pengolahan kayu, terutama dalam pembuatan jenis alat musik seperti kolintang, gitar, biola dll, yang mana keindahan dari suara atau nada yang akan dikeluarkan oleh satu jenis alat music sangat tergantung dari jenis kayunya karena setiap jenis kayu juga mempunyai ciri khas yang berbeda dengan Janis kayu lainnya dalam mengeluarkan suara atau nada.
-          Warna
Peran warna kayu dalam teknologi pengolahan kayu juga sangat penting karena warna tersebut dapat memberikan nuansa keindahan tersendiri yang dapat kelihatan indah bila kayu tersebut memiliki warna yang beranekaragam.
-          Tekstur
peran tekstur juga sangat penting dalam teknologi pengolahan kayu karena kayu yang bertekstu halus, sedang ataupun kasar biasanya sangat berpengaruh terhadap kualitas dan harga kayu dipasaran.
Itulah peran beberapa sifat fisik dalam teknologi pengolahan kayu.
B.     Pengaruh sifat fisik kayu terhadap pengeringan kayu
Sifat fisik kayu sangat berpengaruh terhadap pengeringan suatu jenis kayu. Hal ini disebabkan karena kayu mempunyai sifat higroskopis yaitu dapat mengikat dan melepaskan air, sehingga dalam pengeringan kayu waktu pengeringannya sangat tergantung dari sifat fisik yang terdapat pada kayu tersebut. Beberapa sifat fisik yang sangat berpengaruh dalam pengeringan kayu adalah :
-          Berat jenis : dari berat jenis kayu ini terdapat juga tingkat kerapatan suatu jenis kayu jadi apabila kayu semakin besar berat jenisnya maka tingkat kerapatannya juga akan semakin tinggi, maka dapat diketahui behwa apabila kerapatan kayu semakin tinggi maka akan sangat sulit untuk kayu tersebut dikeringkan karena air yang ada didalam kayu akan sangat sulit untuk dikeluarkan meskipun dapat dikeringkan dengan pengeringan buatan tetapi juga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengeringkan kayu tersebut. Begitu juga sebaluknya, apabila kerapatannya kurang maka kayu tersebut akan lebih mudah untuk dikeringkan.
-          kekerasan : dalam kekerasan kayu ini sama halnya dengan berat jenis yaitu kekerasan juga menunjukan tingkat kerapatan/kepadatan dari suatu jenis kayu, dimana kayu yang semakin besar kerapatannya akan emakin sulit untuk mengeuarkan airnya, begitu juga sebaliknya.
-          Arah serat : demikian juga halnya denganarah serat kayu, dimana kayu yang memiliki arah erat yang lurus maka akan memudahkan jalur untuk pengeluaran air. Dan sbaliknya juga apabila kayu yang memiliki arah serat terpadu maka akan sangat sulit bagi air yang akan keluar melalui arah serat kayu tersebut.
-          Higroskopis : karena kayu memiliki sifat yang dapat mengikat atau melepaskan air maka proses pengeringannya juga sangat dipengarui oleh suhu disekitar kayu tersebut, jadi semakin lembab udara sekitar, maka semakin tinggi pula kelembaban darikayu tersebut sehingga sangat sulit bahkan lama unuk mengeringkannya. Dan sebaliknya uga apabila udara emakin kering maka kayu juga akan lebih mudah untuk dikeringkan, baik secara alami maupun buatan. Tetapi harus diketahui juga bahwa jumlah kandungan zat dan sifat kimia yang terdapat dalam kayu juga akan mempengaruhi sifat higroskopis kayu yang nantinya juga akan turut mempengaruhi proses pengeringan kayu.
-          Tekstur : tekstur sangat berpengaruh dalam pengeringan kayu karena biasanya kayu yang bertekstur kasar lebih mudah untuk dikeringkan bila dibandingkan dengan kayu yang bertekstur halus karena tekstur kayu juga menunjukan tingkat kerapatan dari kayu tersebut karena biasanya kayu yang bertekstur kasar memiliki kerapatan yang rendah bila dibandingkan dengan kayu yang bertekstur sedang atau halus.
-          Keawetan Alami : dalam pengeringan kayu keawetan alami juga sangat mempengaruhi daya tahan dari sebuah kayu pada saat dikeringkan. Karena apabila tingakat keawetannya tinggi maka kayu tersebut dapat tahan lebih lama setelah dikeringkan dan sebaliknya
-          Bau da Rasa : dalam pengeringan kayu, sifat fisik dari baud an rasa kayu turut mempengaruhi proses pengeringan kayu. Karena bau dan rasa juga sangat mempengaruhi penggunaan kayu sebagai bahan bangunan maupun prodak-prodan yang terbuat dari kayu sehingga secara tidak langsung juga turut mempengaruhi penjualan jenis kayu dipasaran. Sehingga dalam proses pengeringan kayu, kebanyakan orang harus melakukan pengeringan dengan memperhatikan baud an rasa dari kayu yang harus sesuai dengan permintaan pasar.
-          Nilai Dekloratif  : proses pengeringan kayu juga sangat dipengarihi oleh nilai dekloratif dari kayu yang akan dihasilkan, oleh sebab itu maka dalam proses pengeringan kayu, haruslah kayu dikeringkan sesuai dengan keperluan serta motiv dari penggunaan kayu nantinya. Sehingga dapat memberikan nilai dekloratif yang baik bagi penggunaannya nanti.
-          Kesan Raba : kesan raba juga merupakan salah satu sifat fisik yang turut mempengaruhi proses pengeringan kayu, karena untuk memperoleh kesan raba yang baik dari suatu jenis kayu maka tujuan penggunaan dari kayu tersebut haruslah dapat disesuaikan dalam selang waktu proses pengeringan kayu tersebut. Dalam arti bahwa kayu harus dikeringkan dalam kurun waktu yang sesuai dengan tujuan penggunaannya agar dapat memberikan kesan raba yang lebih baik nantinya.
-          Warna : dan yang terakhir adalah pengaruh warna kayu dalam proses pengeringan kayu, hal ini dimaksudkan karena apabila sebuah kayu memiliki beraneka macam warna maka hal tersebut menandakan bahwa kayu tersebut memiliki kandungan zat pengisi warna yang berbeda-beda dalam kayu tersebut sehingga akan sedikit menghambat proses pengeringan kayu nantinya.
Demikianlah beberapa sifat fisik kayu yang sangat mendasar sebagai petokan mengenai pengaruh sifat fisik kayu terhadap pengeringan kayu.

C.    Upaya pengeringan dalam peningkatan mutu sifat fisik kayu
Upaya pengeringan kayu juga dilakukan untuk meningkatkan mutu sifat fisik kayu seperti :
-          Berat Jenis : upaya pengeringan yang hubungannya dengan peningkatan mutu sifat fisik kayu ( BJ kayu ) sangatlah penting karena semakin kayu itu kering maka berat jenisnya akan semakin nampak dan semakin diketahui besar BJ nya. Dan kayu yang berat jenisnya semakin tinggi maka mutunya juga akan semakin baik. Dan ketika mutu sifat fisik kayu itu semakin baik maka maka kayu tersebut akan semakin diminati oleh masyarakat maupun dipasaran-pasaran kayu yang ada.
-          Keteguhan : keteguhan kayu ini sangat menentukan lamanya kayu digunakan baik sebagai bahan bangunan maupun prodak-prodak kayu lainnya. Oleh sebab itu maka perlu dilakukan pengeringan kayu agar dapat menjaga dan mempertahankan keteguhan dari kayu tersebut, dimana diketahui bahwa semakin kayu itu dikeringkan, maka semakin tinggi pula keteguhan dari kayu tersebut yang dapat menjmin mutu sifat fisik kayu lainya.
-          Kekerasan : kalau dilihat dari segi kekerasan kayu maka kayu harus dikeringkan agar dapat menghasilkan kekerasan yang maksimal dan tahan lama. Karena apabila kayu masih dalam keadaan basah maka mutu dari sifat fisik yang berhubungan dengan pengolahan kayu akan menurun. Tetapi sebaliknya jika kayu itu dikeringkan maka mutu sifat fisik dari segi kekerasan kayu pun akan lebih baik.
-          Kesan raba : Kesan raba juga sangat mempengaruhi penggunaan kayu oleh konsumen. Dimana kesan raba antara kayu kering dan kayu basah tentunya sangat berbeda, karena kesan raba ini ditentukan juga oleh jumlah kandungan  air dan zat ekstraktif yang ada dalam kayu tersebut, yang mana apabila kayu dikeringkan maka akan memiliki kesan raba yang jauh lebih baik dari pada kayu yang masih basah. Untuk itulah maka pengeringan kayu sangat berperan penting dalam peningkatan mutu sifat fisik kayu khususnya dalam meningkatkan kesan raba dari kayu tersebut.
-          Tekstur : tekstur sebuah kayu akan semakin nampak jelas ketika kayu itu semakin dikeringkan. Karena ketika kayu itu semakin dikeringkan maka kadar air dan zat lain yang ada pada kayu akan hilang dan teksrturnya akan semakin jelas kalihatan.
-          Warna : upaya pengeringan dalam peningkatan mutu dari warna kayu dapat terlihat jelas dikala kayu itu dikeringkan maka zat pewarna yang ada dalam kayu akan tersebar dan mambuat warna kayu akan semakin bervariasi sesuai dengan penyebaran warna kayu tersebut.
-          Arah Serat : dalam pengeringan kayu juga dapat kita lihat bahwa kayu yang dikeringkan memiliki arah serat yang lebih jelas bila dibandingkan dengan kayu yang masih ada dalam keadaan basah. Oleh sebab itu maka untuk memperjelas arah serat kayu maka kayu tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu.
-          Keawetan Alami : bila dikaji secara cermat dalam upaya pengeringan kayu maka dapat kita lihat bahwa proses pengeringan kayu yang baik dan tepat akan sangat berguna bagi peningkatan mutu sifat fisik kayu terutama keawetan alami dari kayu tersebut. Karena apabila kayu dikeringkan terlalu berlebihan atau kurang baik maka keawetannya pun akan dipengaruhi sehingga tidak akan bertahan lama.
-          Nilai Dekloratif : nila dekloratif ini sangat diperlukan dalam memberikan daya tarik pada kayu yang akan diperdagangkan atau dipergunakan oleh konsumen nantinya. Sehingga upaya pengeringan kayu haruslah diperhatukan dengan baik agar dapat memberikan gambaran yang baik pada kayu yang akan membuat nilai dekloratifnya meningkat sehingga kayu akan laku bahkan banyak digemari para konsumen, sehingga upaya pengeringan tersebut benar-benar dapat meningkatkan mutu dari nilai dekloratif kayu.
Sama halnya juga dengan mutu sifat fisik kayu lainnya yang sangat mempunyai hubungan erat dengan pengeringan kayu .






BAB III

PENUTUP

A.   Kesimpulan
Dari hasil pembahasan materi diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa sifat fisik kayu mempunyai hubungan yang sangat penting dengan pengeringan kayu. Dan beberapa macam kaitan hubungannaya adalah :
1.      Peran sifat fisik kayu terhadap teknologi kayu
2.      Pengaruh sifat fisik kayu terhadap pengeringan kayu
3.      Upayah pengeringan dalam peningkatan mutu sifat fisik kayu
Dengan demikian maka dapat dilihat gambaran mengenai sifat fisik kayu yang sangat berhubungan dengan pengeringan kayu.


B.   Saran
saran saya kepada seluruh pihak yang melakukan pengolahan kayu agar memperhatikan kaitan sifat fisik dengan pengeringan kayu agar dapat dicapai hasil olahan yang meksimal dan bermutu tunggi.